
Pasar Oro-Oro Dowo Malang, Jadi Pasar Tradisional yang Modern
Nitip bagoplek doongg! seru saya pada seorang sahabat yang mengabarkan saat itu dirinya sedang berada di Pasar Oro-Oro Dowo Malang.
Saat itu kami memang janji bertemu di sebuah kedai kopi kecil dekat pasar Oro-Oro Dowo Malang. Jaraknya kurang lebih 1 satu kilometer. Jadi tidak butuh waktu lama untuk mencapainya, sehingga bagoplek bisa tetap hangat ketika sudah sampai di tangan.
Kuliner Berderet di Pasar Oro-Oro Dowo Malang
Pasar Oro-Oro Dowo merupakan salah satu pasar tradisional yang sudah dikemas modern oleh Pemerintah Kota Malang. Selain tempatnya yang strategis (berada di pusat kota), parkiran juga banyak, ditambah tempatnuya yang bersih banget dan minim bau, jadi banyak orang yang betah dan lebih memilih belanja di sana. Meskipun dari sisi harga jelas berbeda dengan pasar tradisional lain ya.
Mungkin karena target marketnya juga berbeda. Karena Pasar Oro-Oro Dowo ini dikelilingi oleh perumah elit. Perumahan yang masuk di daerah pejabat dan juga pengusaha di zaman Belanda. Sampai sekarang sih mungkin 50%-nya saja, sisanya bangunan rumah-rumah sudah tergantikan oleh cafe-cafe, klinik kecantikan, klinik dokter, rumah makan, gereja, dan beberapa pusat kegiatan publik lainnya.
Nah, salah satu tujuan orang-orang ke Pasar Oro-Oro Dowo ini adalah untuk wisata kuliner, dan memang banyak sekali jajanan yang bikin ngiler di sana. Dalam artikel kali ini kita bahas soal kulinernya dulu yuk! Kuliner yang sudah beberapa kali saya coba dan dijamin teman-teman juga akan suka.
1. Bagoplek
Oh iya pasti teman-teman yang tidak tinggal di kota Malang baru mendengar istilah “bagoplek” ya?
Jadi, bagoplek ini adalah bakso goreng.. (entah plek-nya apa wkwkwk) yang konon menjadi antrian terpanjang di Pasar Oro-Oro Dowo. Saya pernah mampir dan sengaja ingin beli Bagoplek, tahu ngga saya harus menunggu berapa lama? Yep, satu jam.
Ternyata di sana sudah ada banyak nama-nama yang mengantre untuk diambil satu atau dua jam kemudian. Wah, kalau rumah jauh sih saya bakal menunggu di pasar (ngga ada kursi tentu saja). Tapi karena rumah ibu saya dekat dengan pasar Oro-Oro Dowo, akhirnya saya memutuskan untuk pulang saja sambil mengerjakan hal lain.

Untuk bagoplek ini harganya kalau ngga salah Rp 15.000 dapat 5 biji, jadi lumayan murah sih, dan rasanya memang sebanding dengan antriannya wkwkkw. Ditambah saus cocolannya juga mantap banget. Ngga heran orang-orang rela mengantre berjam-jam untuk bagoplek.
Bagoplek lebih nikmat jika dimakan selagi hangat ya. Meskipun saat sudah dingin adonannya masih tetap lembut, tapi saya sih lebih suka memakannya saat masih hangat.
2. Lumpur Kentang Wolak Walik
Tentu teman-teman tahu dong lumpur kentang? Ya, lumpur yang tidak hanya dari tepung tapi adonannya terbuat dari kentang jadi lebih empuk dan terasa lebih enak dan gurih.
Dikatakan wolak walik yang artinya bolak balik mungkin karena atas maupun bawah sama-sama lumer dan crunchy bagian atas maupun bawahnya. Duh enak banget lah ini, nulis ini sambil nahan kepingin deh.
Lumpur kentang ini sebenarnya buka cabang di beberapa tempat di Kota Malang, namun sayangnya lumpur kentang terdekat dari rumah saya ya di Pasar Oro-Oro Dowo ini. Meskipun mendapatkannya harus ngantre juga, huhu..
Untuk lumpur kentang hangat dengan berbagai varian (kismis, keju, dan kelapa) dibandrol dengan harga empat ribu rupiah satu biji. Ukurannya lumayan, ngga begitu kecil dan ngga besar-besar banget, sedang lah. Jadi kalau mau menikmati dua biji ngga akan kekenyangan. Makan tiga pun ngga bosan.

3. Gado-Gado
Sebenarnya ada banyak jajanan yang enak hanya saja saya belum merekomendasikan banget lah karena ada yang enak dan ngga harus effort untuk mengantre sepanjang itu. Jadilah kita langsung lompat ke makanan berat, hehe.. gado-gado!
Salah satu gado-gado legend kesukaan Ayah saya sejak beliau kuliah di Malang. Dulu sih tidak seramai sekarang yang harus mengambil nomor antrean terlebih dahulu untuk bisa membawa pulang sebungkus gado-gado hehe.
Letak penjual gado-gadonya terakhir kali saya ke pasar Oro-Oro Dowo bulan lalu sih di dekat pintu masuk utama, lapak rombongnya berwarna hijau terang. Jadi pasti mudah dikenali deh. Hanya saja saya tidak punya fotonya nih, hehe.. yang jelas bumbu gado-gadonya lekoh dan terasa banget rempahnya. Ditambah krupuk yang diberikan ngga pelit.
4. Pangsit Pasar Oro-Oro Dowo
Salah satu makanan berat yang juga laris banget adalah pangsit Pasar Oro-Oro Dowo yang letaknya di samping pasar Oro-Oro Dowo (bagian pintu yang dekat dengan Hutan Malabar. Tahu kan hutan kota yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda?
Isian pangsitnya juga komplit! Mulai dari bakso hingga rempelo ati ada. Pun rasanya tidak hambar, namun terasa minyak bawangnya (bener ngga ya minyak bawang?) ditambah harganya juga sangat terjangkau jika dibandingkan dengan harga makanan berat yang ada di dalam Pasar Oro-Oro Dowo.
Tempatnya agak sempit, jadi memang lebih enak beli untuk dibawa pulang.
Pasar Modern Ngga Kalah Berkualitas Kok dengan Supermarket

Yang saya sukai dari Pasar Oro-Oro Dowo ini adalah kualitas barang yang dijual di sini sebersih dan sesegar barang yang disediakan di supermarket. Seperti ikan-ikanan, daging-dagingan, sayur mayur hingga makanan jadi seperti yang sudah saya jelaskan di atas.
Memang sih kita akan mendapati banyak penjual dengan berbagai macam karakter “orang pasar” dan bisa jadi kita juga dapat harga mahal (kalau ngga tahu harga dan tidak tahu cara menawar), namun terlepas dari itu semua saya bersyukur karena pelaku usahanya pun orang-orang kita sendiri.
Kebersihan yang mereka jaga dan juga kualitas barang yang dijual menjadi nilai plus tersendiri di mata saya dan mungkin juga orang lain. Intinya sih pasar modern sekarang pada bagus dan ngga bikin mual lah, hehehe.. kalau dulu saya selalu mual kalau diminta untuk menemani Ibu ke pasar tradisional, sekarang ngga akan mual kalau pasarnya seperti Pasar Oro-Oro Dowo yang bersih dan terawat.
Harapannya sih tidak hanya pasar Oro-Oro Dowo saja yang bersih dan terawat seperti ini, semoga pasar-pasar lain di kota Malang juga menyusul. Sehingga tidak ada lagi penumpukan pembeli di pasar Oro-Oro Dowo sini.
Semoga artikel ini bermanfaat ya! Bagaimana dengan teman-teman? Lebih suka belanja di pasar tradisional atau supermarket?

