
Work From Coffee, Jadi Tren Baru yang Bikin Cafe Menjamur
Work from Coffee jadi istilah baru dan populer sejak pandemi Covid-19 beberapa tahun silam. Dulu orang ngopi ya murni karena memang suka kopi, minum kopi, lalu kembali bekerja ke kantor atau sekadar jadi tempat nongkrong bapak-bapak hingga mahasiswa.
Namun sejak diberlakukannya work from home, coffee tidak hanya sebagai tempat berhenti orang-orang pencinta kopi. Namun juga menjadi working space yang nyaman dengan berbagai menu meskipun menu utamanya tentu saja kopi sesuai namanya.
Begitu pun dengan saya. Jadi lebih suka bekerja dari kafe ketimbang bekerja di rumah. Padahal suasana meja kerja sudah ditata sedemikian rupa, sudah beli mug untuk kopi dingin, beli tumblr, kursi kerja yang bikin manja, hingga kopi bubuk untuk diseduh di rumah. Namun tetap saja entah kenapa vibes kafe lebih mendukung untuk bisa bekerja lebih produktif, bagi saya sih ya, bagaimana dengan teman-teman?
Nostalgia di My Kopi O Bareng Suami
Kebetulan beberapa hari kemarin MY Kopi-O adalah kafe terakhir yang saya singgahi baru-baru ini.
Terakhir kali ke My Kopi O saat saya masih kuliah deh, jadi kira-kira di tahun 2010-an. Saat itu My Kopi O masih ada di salah satu mall di kota saya, belum ada cabangnya dimana-mana. Harganya memang overprice, apalagi untuk saya yang saat itu masih menjadi mahasiswi. Jadilah uang jajan seminggu buat jajan di My Kopi O wkwkwkw
Untuk kedua kalinya akhirnya saya bersama suami beberapa hari kemarin sempat mengunjungi MY Kopi-O dalam rangka arisan blogger kodew Malang.
Lama banget ngga ke My Kopi-O ternyata bikin saya “terkesima” hehehe.. pelayanannya sangat ramah. Waiters langsung mengarahkan kami menuju meja kosong, lalu di sana kita diberi waktu untuk memilih menu. Setelah memilih menu, waiters bisa dipanggil melalui bel yang ada di meja.
Setelah itu pelayan akan mencatat apa saja pesanan kita. Saat itu karena saya dan suami masih kenyang, akhirnya hanya memesan camilan untuk saya dan suami, juga kopi, es teh dan juga es coklat. Anak saya memesan spaghetti carbonara untuk mengisi perutnya yang kosong dan ternyata porsinya gede banget hehee..
Saya dan suami memesan tahu cabe garam yang ternyata ngga ada garamnyaaaaa T_T sedih banget. Padahal saya tuh suka banget pedas. Jadi rasanya kalau tahu hanya diberi bumbu bawang kok rasanya aneh sekali :(( akhirnya saya bagi-bagi deh tuh tahu cabe garam ke teman-teman saya di meja lain yang masih menunggu pesanannya datang.

Di luar makanannya yang mengecewakan untungnya rasa kopinya tidak berubah sejak saya ke My Kopi-O saat kuliah dulu. Jadi rasa kopinya masih enak dan bikin nagih, untungnya bisa dibawa pulang karena saya beli yang kemasan botol.

My Kopi-O juga ternyata menjual jamu herbal fresh dengan kemasan modern yang enak juga lho! Saya mencoba honey ginger dan lemon tumeric. Dua-duanya berasa banget rempahnya dan memang tajam banget rasanya, namun after tastenya bikin tenggorokan hangat. Dijamin pakai gula asli, karena rasanya beda dengan jamu kemasan instan.
Selain itu, juga dilengkapi dengan tanggal expired di masing-masing botol, sehingga dapat dipastikan jamunya tanpa pengawet dan pemanis buatan yang biasanya bikin minuman lebih awet. Dibawa pulang ke rumah pun masih enak banget, apalagi kalau ditambah es batu, makin-makin segernyaaaa.

Oh ya balik lagi ke tren ngopi ya.
Nyatanya, My Kopi O yang berdiri sejak sebelum pandemi pun masih bertaha hingga saat ini dan tentu saja semakin ramai! Banyak orang yang masuk ke My Kopi O justru untuk berbincang, kumpul keluarga, arisan, dan banyak lagi. Jarang banget atau bahkan tidak satu pun orang yang saya lihat sedang menyalakan laptop di sana, yang artinya pasti sedang bekerja kan?
Meskipun kita tak tahu juga, orang yang berbincang satu sama lain bisa jadi adalah rekan bisnis. Namun yang jelas kafe menjadi tempat nyaman untuk kegiatan apapun pada akhirnya. Entah itu work from coffee, reuni, hingga acara keluarga sekalipun.
Work From Coffee, Jadi Tren Baru yang Bikin Cafe Menjamur
Kebanyakan coffee di Malang punya vibes yang sama. Klasik dan industrial. Meskipun ada beberapa juga kafe yang mengusung konsep homey seperti Hindia Coffee en Eaten, Laff, Ka-Yah Coffe and Eatery, dan masih banyak lagi. Selebihnya konsepnya klasik dan industrial.
Jadi kalau sudah masuk ke kafe, bawaannya tuh pengen kerja aja, wkwkw atau memang dasarnya work aholic aja? Ya, intinya sih, ingat coffee ingat pekerjaan.
Tren bekerja dari kafe ini nampaknya yang bikin kafe jadi tempat jujukan mulai dari mahasiswa/mahasiswi hingga pekerja. Bahkan untuk Ibu Rumah Tangga yang sedang menunggu jam pulang sekolah anaknya sekalipun. Bisa dikatakan tak berbatas usia gitu lho.
Pantas, usaha coffeeshop kian hari kian ramai. Belum lagi dengan tren upload di instagram untuk coffee shop yang punya konsep unik dan instagramable. Sudah pasti jadi sasaran warga deh.
Bagaimana dengan teman Caravan nih? Lebih suka kerja dari Kafe atau dari rumah?

