Kali kedua datang ke Depot Tanjung Api akhirnya bisa ikut menikmati sajian yang orang-orang Malang bilang ngga ada obat. Sebenarnya Depot Tanjung Api ini sudah lama buka, namun sejak pembukaannya itu hampir ngga pernah sepi. Setiap kesana saya selalu mendapati banyaknya antrian yang mengular, akhirnya terpaksa balik badan dan cari tempat lain untuk makan. Karena saya bukan orang yang effort banget mau masuk ke waiting list untuk makan, jadi yaa kalau harus menunggu orang selesai makan agar bisa makan dengan nikmat sepertinya ngga dulu deh.  Hingga pada beberapa waktu lalu setelah ngopi pagi bersama sahabat yang sudah lama tidak bertemu, kami memutuskan untuk mampir sekalian ke Depot Tanjung Api untuk makan siang. Menu Depot Tanjung Api Kalau dulu saat ramai-ramainya depot…

Pencinta kopi tentu sudah tidak asing lagi dengan brand myKopi O. Brand yang lahir dari semangat menghadirkan suasana “kopitiam modern” ini berhasil menarik perhatian pecinta kuliner dan penikmat kopi di berbagai kota besar tanah air. Berbeda dengan kedai kopi yang fokus hanya pada minuman, myKopi O menawarkan pengalaman yang lebih lengkap: kopi, makanan, dan ruang pertemuan sosial yang nyaman dan bikin betah! Sekali pergi ke My Kopi O di Malang Town Square saat baru saja buka sebelum tahun 2020. Sampai akhirnya punya kesempatan untuk cobain My Kopi O Malang di dekat Sedjuk Bakmie and Cafe di Jalan Tenes. Menu Yang Beragam di My Kopi O Malang Selain kopi dengan cita rasa khas, myKopi O juga…

Mbak lalapan A ternyata tutup, mau ke Sambal Megilan ngga mbak? tanya Mas Y, salah satu pegawai kakak saya dulu di peternakan, kini merangkap kurir Gojek, dan biasanya dia lebih senang menerima orderan offline seperti yang saya lakukan beberapa waktu lalu. Saya langsung meng-iya-kan. Percaya dengan rekomendasinya sebagai kurir yang sudah kesana kemari mengantarkan pesanan. Mana yang enak, mana yang ramai karena korban FOMO saja, dan lainnya. Karena rekomendasinya itulah akhirnya bisa merasakan Sambal Megilan Putra Lamongan yang selama ini bikin saya penasaran karena ramai sekali. Karena malas antri, akhirnya saya selalu menunda untuk mencobanya. Nungguin ngga ramai ceritanya, wkwkwkw.  Pucuk dicinta, ulam pun tiba setelah ditawari mas Y untuk dibelikan Sambal Megilan. Varian Menu yang…

Eh eh di sini bisa digambarin kopinya, kayaknya lucuuu! Ujar salah seorang sahabat mengajak kami untuk ngopag alias ngopi pagi di salah satu cafe dekat kantor saya mangkal, ciyee kantor. Saya yang tidak suka memelihara rasa penasaran langsung menyanggupi untuk segera berkumpul di Kinji Coffee. Salah satu cafe yang menurut saya suasananya nyaman, wangi, bersih dan tenang (kecuali kalau sudah kedatangan Ibu-Ibu arisan). Karena arisan sudah pasti ngga bisa diam ya kan, ngga mungkin setenang orang yang sedang mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Tapi tenang, karena Kinji Coffee punya dua ruangan yang bisa dipilih. Ruangan bebas rokok dan ruangan yang bisa digunakan untuk merokok. Begitu datang, saya disambut dengan dua barista yang ramah dan menanyakan saya…

Ini masakan Uti ya?  Satu kalimat dari anak saya yang sebenarnya bikin sakit hati tapi juga bikin bahagia wkwkwkw. Sakit hati karena kalau dia tahu itu bukan masakan Utinya, biasanya akan malas-malasan atau beranggapan bahwa masakannya ngga seenak masakan Utinya. Kalau tahu itu masakan saya, katanya : enakan masakan Uti,  dan memang benarlah adanya. Ibu saya adalah cheff keluarga kami meskipun tidak sekolah kuliner. Juga tidak pernah kursus masak. Tapi masakannya selalu bikin kangeennnn. Bumbu medoknya selalu terasa, ngga pernah keasinan ataupun hambar. Berbeda dengan saya yang kadang keasinan kadang juga rasanya ngga ke timur juga ngga ke Barat. Pantas kalau anak saya lebih suka masakan Uti-nya dibanding masakan emaknya sendiri. Kemarin saat ikut launching warung Bu Warni Klojen, saya jadi ingat dengan masakan Ibu saya yang sekarang sudah jarang banget masak karena katanya capek…