Solo Traveling Pertama Kali Setelah Punya Anak, PP Malang Jakarta Kurang Dari 24 Jam!
Bagaimana Kak? Apakah bisa datang untuk acara Sabtu besok?
Lamaaa sekali saya menimbang-nimbang. Kira-kira apakah perjalanan dan semua yang saya tinggalkan sepadan?
Maklum, emak-emak yang masih digandolin bocah usia tiga tahun ini harus menimbang-nimbang banyak hal ketika memutuskan untuk bepergian, sendirian lagi.
Akhirnya saya meminta izin pada suami, apakah boleh saya menghadiri penghargaan juara Lomba Blog dari Kementerian Kesehatan dalam rangka Pekan Imunisasi Nasional? Suami meng-iyakan, dan beliau secara tersirat berpesan agar saya lebih baik tidak menginap.
Saya sih setuju aja, hehehe.. karena ngga betah juga kan lama-lama di kota orang. Akhirnya saya bertanya pada panitia apakah saya bisa dipesankan tiket pesawat pulang pergi di hari yang sama?
Iya kak, seluruh akomodasi kami yang menanggung. Silakan pesan nanti direimburse di Hari Sabtu ya kak..
Wah senang dong! Akhirnya saya segera pesan tiket pesawat, keberangkatan jam 5 pagi dari Surabaya menuju Jakarta, lalu dari Jakarta ke Surabaya jam 4 sore. Cukup lah, karena kalau melihat rundown acaranya, mulai jam 8 pagi sampai jam 12 siang. Jadi saya masih punya banyak waktu juga kok andai ingin bertemu teman-teman dalam waktu singkat.
Solo Traveling Pertama Kali Setelah Punya Anak
Sabtu saya dijemput travel jam 01.30 dini hari. Tentu saya ngga bawa banyak barang, hanya satu tas ransel berisi baju ganti (untuk cadangan), jilbab cadangan, buku, dompet, charger handphone dan ipad. Sengaja ngga bawa laptop karena mau menikmati satu hari tanpa pekerjaan :p
Lalu sampai di bandara jam 3 pagi, langsung checkin biar bisa salat Subuh segera sebelum masuk boarding room. Alhamdulillah keburu salat Subuh dan masuk tepat waktu di boarding room. Sambil menunggu pesawat lepas landas, saya membaca majalah yang disediakan di tempat duduk masing-masing penumpang.
Sekali waktu saya melihat pemandangan di luar jendela, tampak garis merah yang menandakan matahari akan segera terbit. Lalu berterimakasih dalam hati pada suami dan anak saya yang mau saya tinggal sehari saja hehehe..
Ternyata begini ya rasanya solo traveling tanpa anak dan suami. Senang sih tapi rasanya tetap saja ada yang kurang. Saya masih sering lihat handphone karena ingin tahu kondisi anak dan suami saya. Antara senang dan ngga tenang, wkwkwk..
Padahal suami saya sudah bilang, pokoknya nikmatin aja perjalanannya, jangan khawatir. Isya aman sama aku, insyaAllah kita akan makan tepat waktu.
Tapi entah kenapa ya, mungkin naluri seorang Ibu, tetap saja saya merasa khawatir dan ingin hari cepat berlalu.
Hello Jakarta!
Begitu sampai di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta, saya langsung keluar menuju tempat makan terdekat karena sudah laper banget. Karena tidak perlu menunggu bagasi, jadi saya lebih cepat dari yang lainnya. Saat mengedarkan pandangan ke seberang, banyak sekali pilihan makanan yang bisa saya nikmati untuk sarapan. Tapi akhirnya ya memilih comfort food, nasi goreng kepitingnya Solaria wkwkwkw, ah di Malang juga ada!
Jam enam pagi lewat sepuluh menit, saya memesan nasi goreng kepiting dan es teh. Jakarta beneran panas! Padahal masih jam 6 pagi tapi saya ngga merasa udaranya sejuk huhu, oleh karena itu saya memesan es teh.
Saat itu saya di meja sendirian, sementara yang lain satu meja ada yang dua orang, tiga orang, empat orang, ah bodo amat lah. Saya mencoba menghubungi suami lewat telepon untuk mengabarkan bahwa saya sudah mendarat dan saat ini sedang memesan sarapan. Namun ternyata panggilan tidak terjawab, kayaknya masih tidur lagi nih abis Subuhan.
Akhirnya saya tinggalkan pesan dan menyampaikan kabar, sembari mengingatkan untuk tidak melupakan sarapan sebelum pergi keluar jalan-jalan.
Begitu nasi goreng kepiting terhidang di depan saya, wow sumpah ini ngga akan habis! Dan tiba-tiba saya jadi merasa bersalah, pasti Isya suka banget nasi goreng ini, begitu juga dengan suami saya yang tidak akan ragu ikut menghabiskan karena porsinya benar-benar besar! Sementara itu saya ngga mungkin pesan 1/3 porsi kan huhu..
Es teh manis tandas tak bersisa sementara nasi goreng kepiting masih tersisa banyak. Sebenarnya saya ingin membungkus nasinya, tapi kok tas sudah penuh rasanya bau nasi goreng akan melekat kalau saya masukkan ke dalam tas. huhu maafkan.
Setelah sarapan, kurang lebih sekitar jam 7 kurang 10 menit saya menuju pintu keluar sambil melihat map, di mana kah Kantor Kementerian Kesehatan berada? Ternyata tidak begitu jauh. Butuh waktu sekitar 15 hingga 20 menit saja untuk sampai di sana. Sebenarnya saya ingin memesan gojek sepeda motor, tapi karena harus keluar bandara dan jalan agak jauh, akhirnya pilihan jatuh ke moda taxi.
Alhamdulillah dapat sopir yang baik banget meskipun nyetirnya bikin saya shalawatan sepanjang jalan. Ya jelas, jam 7 saya sudah sampai di halaman Kemenkes, tepatnya di depan gedung Siwabesi. Duh kepagian banget ini maaah! Tapi mau gimana lagi, akhirnya saya memasuki gedung dan menuju ke kamar mandi sambil bertanya dimana event penghargaan diadakan.
Saya jadi orang pertama penerima penghargaan yang hadir di situ, selain panitia dan beberapa pegawai ya.
Untung saya bawa buku, jadi saya bisa membunuh waktu dengan meneruskan bacaan yang tertunda di rumah.
Tidak menunggu lama karena beberapa menit kemudian datang salah satu blogger yang juga menjadi pemenang. Saya berkenalan di situ, dan masya Allah ternyata beliau kenal saya hehehe.. alhamdulillah nambah teman dan saudara hihi..
Mbak Vita namanya, kebetulan beliau tinggal di Jakarta dan pemenang satunya lagi juga dari Jakarta (menurut mbak Vita). Kami saling bertukar pengalaman dan juga berbagi nomor handphone setelah sebelumnya sempat saling follow di media sosial.
Tak lama blogger lain yang juga menjadi pemenang merapat bersama kami berdua. Yes, penghargaan ini ternyata menghadirkan 3 blogger dengan tulisan terbaik. Lucunya ternyata mereka berdua sudah mengenal saya namun belum pernah bertemu. Wah pokoknya acara pagi itu seru deh!
Menerima Penghargaan Lalu Pulang
Setelah menerima penghargaan dan juga reimburse tiket perjalanan :p saya menemui beberapa teman dan juga sepupu yang tinggal di Jakarta. Padahal saya baru keluar gedung sekitar pukul 1 siang.
Sambil makan siomay di pinggir jalan saya ngobrol dengan teman online sekaligus sepupu serta teman dari adik saya yang nitipin oleh-oleh untuk keluarga di Malang. Wah pokoknya pada baik-baik banget deh :((
Pukul 2 siang saya memesan gocar menuju bandara, jadi memang pertemuan kami sesingkat itu!
Namun di tengah perjalanan ke bandara, tante saya menelepon dan meminta untuk bertemu di Halim Perdana Kusuma. Saya memang sengaja mengabarkan mendadak karena tidak mau merepotkan. Eh ternyata Tante dan Om ingin bertemu dan saya mengiyakan.
Jadilah saya makan untuk yang ketiga kalinya di salah satu kedai bakso di Bandara Halim Perdana Kusuma untuk menghormati ajakan Om dan Tante wkwkwk, duh kenyang banget ya Allah ngga kuat rasanya perut.
Lalu pukul 3 sore saya check-in dan bersiap boarding karena pukul 4 sore pesawat ke Malang lepas landas. Saat berada di ruang tunggu, akhirnya ada waktu “sendirian” untuk membaca buku sambil menunggu pesawat yang delay karena cuaca buruk. Takut banget karena saat itu petir menyambar-nyambar disertai dengan hujan deras.
Tapi tak lama, pesawat memutuskan untuk berangkat dan kami pun segera masuk ke pesawat meskipun masih diiringi dengan petir di sana sini. Jadinya itu pesawat agak muter sih ya, sambil nunggu petir mereda.
Perjalanan yang Mengesankan Meski Hanya 24 Jam
Melihat bandara yang mulai mengecil perlahan begitu pesawat terbang jauuuuh ke atas, saya merasa lelah sekaligus lega. Bangun jam 1 pagi dan saat itu sekitar jam 5 sore Allah masih memberikan begitu banyak nikmat untuk saya.
Rasanya terharu bisa solo traveling meskipun kurang dari 24 jam mengarungi jarak sekitar 800 kilometer dikalikan 2, jadi 1600 kilometer ngga tuh? Dan ditempuh hanya dalam waktu kurang dari 24 jam.
Saya mencoba tidur tapi benar-benar ngga bisa, antara terlalu lelah atau juga cemas karena cuaca buruk di luar sana. Saya terus berdoa dan berharap Allah memberi kami keselamatan sampai di Bandara Juanda Surabaya hingga kembali ke rumah masing-masing.
Alhamdulillah, begitu saya bergumam begitu pesawat berhasil landing di Bandara Juanda yang ternyata cuacanya cerah ceria. Saya langsung menuju parkiran untuk mencari travel yang pastinya sudah menunggu lebih dari 30 menit karena pesawat yang delay.
Beruntung banget bisa dapat travel yang sopirnya baik hati, mobilnya bersih dan wangi dan penumpangnya hanya saya! Wkwkwkwk sampai di rumah pukul 20.30 disambut dengan suami dan anak yang sudah lama menunggu katanya hehehe.. alhamdulillah, terimakasih Suamiku untuk segalanya.
Nampaknya saya akan berpikir puluhan kali jika ditawari solo traveling lagi. Meskipun pengalaman solo traveling untuk pertama kalinya setelah punya anak kali ini juga akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan. Namun jika boleh memilih, pengennya sih bisa bepergian bertiga, karena percuma saja ketika solo traveling saya khawatir dengan suami dan anak, hati malah tidak tenang. Jadi kalau bisa sih, harus pergi bertiga yaa :p aamiin.
Bagaimana dengan teman-teman? Punya pengalaman solo traveling pertama kali setelah punya anak ngga?
2 Comments
nurul rahma
qkqkqkkqkq, pantesss dirimu ngga mau berangkat ke gathering eco bloger squad mbaaa 🤣 ternyataaaa always kepikiran bociiill yes
aku seriiinggg bgt solo traveling, entah business trip atau sekedar dolan aja
tapi itu duluuuu, pas umur masih di bawah 35
saiki malah aku klo ke mana2 njaluk dikancani cah bujangku 🤣 biar klo aku capekk, ada yg bawain barang dan gembolan2
Uswatul Hamidah
Hmm asyik juga solo travelingnya
Semoga Allah selalu melimpahkan keberkahan dan sukses selalu 💐😍