Walking Tour Malang, Cara Seru Kenal Sejarah Kota Malang
Jadi ini dulu tuh kawasan elit yang hanya boleh ditempati sama orang Belanda dan pejabat kota. Dikit banget pribumi yang berhasil punya rumah di kawasan ini (Pemandu Walking Tour Malang)
Saya baru memahami mengapa kawasan Jalan Ijen di kota Malang jadi salah satu kawasan elit. Selain itu juga jadi alasan mengapa Wali Kota selalu merawat jalan-jalan dan juga rumah-rumah di sini dengan ketentuan-ketentuan khusus agar tetap terjaga keaslian bangunannya.
Melalui Walking Tour Malang pula saya jadi tahu beberapa titik di kota Malang harus dilestarikan cagar budayanya. Semata agar kita tak buta dan lupa dengan sejarah para pahlawan yang dulu membebaskan kota ini dari penjajahan. Kota ini menjadi saksi bisu perjuangan nenek moyang kita agar terbebas dari belenggu penjajah.
Beberapa rangkaian Walking Tour Malang yang pernah saya ikuti bersama Jelajah Malang di antaranya seperti : Jelajah Wilayah Kampung Heritage Kayu Tangan, Jelajah Kamp Interniran, Jelajah Wilayah Ijen dan Museum Brawijaya, dan Jelajah Makam Bong Londho.
Semua walking tour tersebut punya kesan tersendiri dalam memori saya. Yuk ikuti cerita saya di sini.
Mengenal Kamp Interniran Bersama Walking Tour Jelajah Malang
Beberapa waktu lalu saya juga menuliskan pengalaman walking tour Malang di area Kamp Interniran kota Malang. Saya ulas sedikit di sini ya!
Jadi, Kamp Interniran ini adalah sebuah kamp yang digunakan oleh tentara pendudukan Jepang untuk menahan bangsa Belanda yang tinggal di bekas jajahan Belanda (termasuk kota Malang ini).
Tidak hanya kamp interniran yang memang dikhususkan sebagai tahanan untuk Belanda (musuh Jepang saat itu) tapi juga ada kamp sipil yang dihuni oleh bangsa Indonesia sendiri. Yang jelas, perjalanan bersama Jelajah Malang siang itu begitu berkesan dan membuka wawasan saya tentang sejarah pendudukan Belanda dan Jepang di kota yang cantik ini.
Kita akan diajak pula untuk masuk ke sebuah rumah yang saat ini resmi menjadi salah satu cagar budaya di Kota Malang dan masih dihuni oleh cucu dari pemilik aslinya. Makin penasaran ngga tuh?
Setelah diajak berkeliling di kawasan Kamp Interniran, kita juga diajak untuk melihat Hutan Malabar yang menjadi peninggalan Belanda dan sampai saat ini dilestarikan menjadi hutan kota.
Kita belajar soal pengairan di kota Malang yang dikonsep sedemikian rupa dengan rancangan tata kota yang sangat bagus. Asli, andai kota Malang masih menggunakan saluran-saluran air dan rancangan tata kota yang sudah dibuat Belanda dan merawatnya dengan baik sepertinya banjir yang menjadi permasalahan krusial di kota Malang bisa diatasi dengan baik.
Walking Tour Malang Rute Kampung Heritage Kayu Tangan
Selain Kamp Interniran, saya juga pernah mengikuti walking tour Malang rute Kampung Heritage Kayu Tangan yang menjadi branding baru Kota Malang sejak pandemi beberapa tahun lalu.
Kampung Heritage yang dulunya biasa saja, kini berubah menjadi kampung destinasi wisata untuk teman-teman yang sedang singgah ke Kota Malang. Bersama Walking Tour Jelajah Malang, saya jadi memahami apa sih Kampung Heritage itu, bagaimana sejarah kampung ini berdiri, dan yang tak kalah menariknya, saya jadi tahu cafe rumahan yang tempatnya tidak banyak diketahui banyak orang.
Gaya bangunan yang tidak diubah sama sekali menjadikan Kampung Heritage ini jadi kampung yang khas, tempat singgah mulai dari cafe dan kedai yang menjual kudapan pun semuanya khas dan bikin kangen sama Kota Malang. Apalagi jalan-jalannya bareng orang tersayang.
Untuk teman-teman yang ingin jalan-jalan di dalam kampung bernuansa klasik, rute Kampung Heritage Kayu Tangan menjadi salah satu rekomendasi yang asyik lho! Selain karena rutenya yang tidak terlalu jauh, kita juga bisa singgah ke cafe-cafe atau toko kudapan yang nyempil di dalam kampung.
Melihat Makam Tokoh Freemason Hingga Dolly Bersama Walking Tour Malang
Walking Tour lain yang saya ikuti bersama Jelajah Malang baru-baru ini adalah rute Bong Londho alias Makam Umum Sukun yang letaknya persis di belakang pom bensin Sukun.
Untuk teman-teman yang tinggal di Malang mungkin banyak yang belum pernah masuk ke area makam ini. Bersyukur Jelajah Malang mengadakan tour ke Bong Londho ini dengan seizin dinas Lingkungan Hidup yang menjadi pengelola TPU tersebut. Tentu saja makam Bong Londho bukan tempat makam umum biasa.
Karena makam ini sudah ada sejak pendudukan Belanda di Indonesia. Bahkan banyak jasad orang-orang Belanda dan Eropa yang dimakamkan di sini. Termasuk salah satunya adalah tokoh Freemason yang dikenal sebagai apoteker terkenal di masa kemerdekaan.
Siapa sangka beliau dimakamkan di kota Malang bersama dengan istrinya yang tidak diketahui namanya tersebut. Guide yang dihadirkan oleh Jelajah Malang untuk menemani kita berkeliling di Makam Londho ini juga menjelaskan secara runtut tentang beberapa tokoh yang dimakamkan di TPU Sukun alias Bong Londho.
Selain singgah dan melihat makam tokoh Freemason, kami juga diajak melihat makam Dolly, salah satu pemilik rumah di Gang Dolly Surabaya yang sempat menjadi tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara sebelum kemudian dibubarkan oleh Walikota Surabaya, Ibu Risma.
Tidak hanya menjelaskan keberadaan makam Dolly, tapi di sana kita juga mendapatkan pengetahuan baru tentang kebaikan Dolly semasa hidupnya. Pokoknya ada banyak sekali pelajaran yang harus diingat dan dituliskan setelah ikut jalan-jalan bareng Walking Tour Malang.
Saran saya ketika teman-teman ikut ke Bong Londho Sukun ini, harus bawa autan ya! Karena nyamuknya luar biasa banyak dan ganas hehehe.. untuk minuman dan snack kemarin sih sudah disediakan oleh Jelajah Malang. Jadi cukup itu sih yang dibawa, selain topi, mengenakan sepatu dan kaos kaki, dan baju yang nyaman tentunya.
Gimana? Untuk arek arek Malang masa iya kamu ngga tahu sejarah kotamu? Yuk ah jalan bareng Walking Tour Jelajah Malang! Untuk teman-teman yang tinggal di luar kota Malang, jangan lupa masukkan Walking Tour Malang menjadi salah satu agendamu ketika jalan-jalan di Malang ya!
Jelajah Malang fleksibel banget kok, bisa juga kita sewa untuk satu kelompok/regu. Jadi Walking Tour Malang lebih intimate dan seru bareng orang-orang yang se-frekuensi.
Semoga artikel ini bermanfaat ya!